google advertisement

Selamat datang di blog BPOC Sumut

Olahraga Untuk Prestasi, Prestasi Untuk Bangsa dan Negara

Selasa, 04 November 2008

Sosialisasi Goalball Wujud Pemerataan Kesempatan Berolahraga dan Berprestasi Bagi Penyandang Cacat

Memberikan kesempatan merata dalam berolahraga merupakan prioritas dalam melakukan pembinaan di BPOC Sumut.
Sebagaimana yang telah menjadi komitmen untuk senantiasa focus pada pembinaan olahraga penyandang cacat. Kembali BPOC Sumut menjadi pioneer dengan mensosialisasikan cabang olahraga Goalball yang dikhususkan untuk para penyandang cacat netra kategori total blind dan low vision.
Sosialisasi goalball yang dilakukan oleh BPOC Sumut saat ini merupakan sosialisasi pertama di Indonesia, dimana sebelumnya di tingkat BPOC sendiri diluar Sumut belum ada dilakukan, sehingga tak heran bila pada Porcanas XIII Kaltim cabang olahraga goalball belum memilki andil. Maka untuk itu BPOC Sumut bertujuan agar kiranya melalui sosialisasi permainan olahraga goalball ini mampu menjadi sebuah terobosan baru dan dapat direalisasikan di seluruh wilayah BPOC di Sumatera Utara.

Dalam sambutannya Drs.Mesnan,M.Kes, menyatakan “applause untuk BPOC Sumut dibawah kepemimpinan Bapak Asmayadi yang senantiasa membuka peluang dan kesempatan berolahraga kepada seluruh penyandang cacat tidak terkecuali tuna netra, seyogyanya melalui goalball nantinya akan tercipta bibit-bibit atlit yang siap tanding di multieven baik nasional maupun internasional“ pernyataan ini beliau ucapkan pada saat membuka secara resmi sosialisasi permainan olahraga goalball mewakili ketua KONI Sumut yang pada saat itu berhalangan hadir.

Hal senada juga dikatakan oleh Asmayadi (Ketua BPOC Sumut) bahwa “kendati goalball adalah olahraga yang hanya melibatkan penca netra namun ia akan berupaya untuk merekomendasikan olahraga ini pada Musornas BPOC ke X di Solo. Dan harapan kita semua agar olahraga ini nantinya dipertandingkan di even Porcanas XIV Riau 2012 mendatang.” Adapun ide untuk merealisasikan permainan olahraga goalball Asmayadi mengatakan bahwa sebelumnya ia telah mendapatkan trainingnya di Jepang pada tahun 2002 melalui sebuah lembaga keolahragaan negeri Sakura yakni JICA (Japan International Committee). Sebagai wujud tanggung jawab dari apa yang sudah ia jalani maka sosialisasi goalball ini nantinya akan disusul oleh jenis-jenis cabor lainnya untuk menambah semarak pentas olahraga cacat ditanah air.
Goalball yang ditemukan oleh Hanz Lorencezen dan Sett Reindle dua orang yang berkewarganegaraan berbeda Austria dan Jerman, pada tahun 1946 menggunakan permainan ini sebagai olahraga rehabilitasi bagi veteran korban Perang Dunia ke II yang mengalami kecacatan pada mata. Dan pada tahun 1980 International Paralympics Committee (IPC) mempertandingkannya secara resmi sebagai olahraga internasional.

Kendati dominasi permainan olahraga goalball adalah untuk penyandang cacat netra namun permainan ini merupakan permainan yang extrim dan membutuhkan kejelian antara pendengaran dengan reaksi tubuh sehingga mampu memblok arah datangnya bola maupun menyarangkannya kegawang lawan.

Orientasi seputar teknis permainan olahraga goalball saat sosialisasinya diarahkan oleh Ir.Jefri Rangkuti yang bertindak sebagai instrukur didampingi oleh Erhan Tarmizi,MN. Dimana selain memberikan arahan secara teoritis beliau juga memberikan petunjuk teknis baik aturan maupun peraturannya dengan sedetail-detailnya seputar tata cara permainan goalball. Seusai orientasi yang disajikan instruktur undangan yang hadir juga mempraktekkannya secara langsung bagaimana bermain goalball melalui aturan dan peraturan yang dibakukan oleh IBSA (Internastional Blind Sport Association).

Sebegitu tingginya antusias penca netra yang hadir sehingga mereka tak ragu-ragu untuk langsung memainkannya dua babak sekaligus secara bergantian, bahkan saat ditanya mengenai olahraga ini Shelmi dari PORTI Medan menyatakan “ia akan ambil bagian dalam permainan ini dan ia juga akan merekomendasikan kepada rekan-rekan penca netra lainnya agar ikut, sebab goalball lebih asyik dari cabor yang sebelumnya ia ikuti yakni tenismeja, dimana untuk goalball dibutuhkan tenaga, kecepatan gerak, kejelian pendengaran dan kerjasama team selayaknya permaianan bola lainnya, maka kami siap untuk menjadi atlit bila dipanggil oleh BPOC Sumut” ungkap beliau sambil menghela keringat yang membasahi bajunya usai bermain goalball.
Dalam sosialisasi goalball yang dilakukan oleh BPOC Sumut pada hari Minggu 02 November 2008 mengundang delapan pengurus cabang BPOC yang tersebar dibeberapa wilayah kota dan kabupaten se Sumatera Utara. Yang diantaranya adalah BPOC Sergei dihadiri oleh ketuanya Darlian, Suliadi ketua BPOC Deli Serdang, Syahril Tanjung ketua BPOC Padang Sidempuan, Bualai Zai ketua BPOC Asahan, Nasib Parta Simanja utusan BPOC Binjai, Yunita utusan BPOC Langkat, Mustika Sari utusan BPOC Medan, dan BPOC Tanah Karo. Selain dari BPOC kota dan kabupaten sosialisasi cabor goalball juga dimeriahkan oleh organisasi PORTI, IPTM dan PERTUNI juga hadir pada saat itu utusan dari KONI Medan dan juga segenap pengurus BPOC Sumatera Utara.(BDUtama@gmail.com)

Tidak ada komentar: