google advertisement

Selamat datang di blog BPOC Sumut

Olahraga Untuk Prestasi, Prestasi Untuk Bangsa dan Negara

Kamis, 21 Agustus 2008

Junior Bukan Berarti Tidak Bisa Mengukir Prestasi

Sumut 12/08/08. Kontingen Porcanas XIII 2008 asal Sumut umumnya didominasi oleh para atlit-atlit junior yang dalam pengalaman tanding nasionalnya adalah perdana dan masih banyak manjanya kepada pelatih maupun official yang turut serta dalam even tersebut. Selayaknya anak yang selalu memerlukan panduan dari orang-orang yang berada disekitarnya. Namun walaupun minim dalam pengalaman bertanding jangan bilang mereka minim akan prestasi. Justru gebrakan spektakuler ditorehkan oleh mereka yang dikaji masalah umur notabene masih muda.

Atlit-atlit muda yang dipilih oleh BPOC Sumut adalah memang atlit berpotensi walau muda mereka memiliki semangat juang yang luar biasa seperti halnya senior-senior mereka yang sudah terlebih dahulu mendulang pengalaman di multi even baik dalam skala nasional maupun internasional.

Nama-nama atlit junior yang berprestasi tercatat seperti Sefti Sumarni cabang olahraga atletik, dan rekan-rekan lainnya Dani Tarigan, Suryani. Juga ada Rebecca Tampubolon dari Cabor Badminton, Yunita, Yuli Mairah, Antoni Lim, Aminullah dari Renang, Ayu Rahayu, Dewi Rangkuti dari angkat berat, Al Gifari dari Tenis meja, dan dari cabang catur ada nama pemula yakni Wilma Sinaga yang dengan kepolosannya menjegal Ni Ketut Mursi untuk memboyong medali emas ke Bali dalam catur Tuna Netra Putri.

Muda bukan berarti hanya bisa berpaku tangan menunggu untuk berpengalaman dan berprestasi untuk daerah, namun dalam usia yang masih muda mereka mampu menunjukkan eksitensi mereka sebagai atlit cacat tubuh yang tidak lemah kondisinya, dan hal itu terjawab dari keberadaan mereka di kontingen Porcanas XIII Sumut mereka mampu menambah perolehan medali walaupun tidak semuanya dari mereka yang ikut mempersembahkan medali emas, namun yang menjadi catatan penting bagi segenap pecinta olahraga bahwa untuk berprestasi didunia olahraga usia muda bukan menjadi hambatan terlebih walau tubuh dalam kondisi tidak normal.

Sambutan haru dan riuh gemuruh didada saat akan tampil mampu mereka redam selayaknya atlit-atlit professional yang dating untuk berlaga dan berprestasi. Jadi untuk itu apabila dalam tubuh BPOC Sumut terdapat nama-nama atlit yang notabene adalah atlit junior bukan alasan untuk memandang mereka sebelah mata terlebih untuk tidak memperhitungkan mereka dalam persaingan.

Namunpun demikian sejuta prestasi yang diberi demi nama daerah tercinta dan segala kebanggaan yang dipersembahkan oleh para atlit cacat BPOC Sumut akanlah tidak berarti apa-apa jikalau apresiasi public hanya tertuju pada bacaan Koran dengan headline yang besar menampilkan para atlit normal terlebih mereka yang berasal dari luar negeri, maka dari itu pada Porcanas XIII Kaltim yang lalu semua atlit berharap kedepan untuk prestasi mereka setidaknya adalah apresiasi dari masyarakat maupun pihak-pihak terkait. (bdutama@gmail.com)

Tidak ada komentar: